Musibah banjir kembali melanda Indonesia, kali ini menerjang wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat. Akibat hujan deras yang mengguyur selama beberapa jam, sebanyak 1.011 rumah terendam banjir. Tak hanya kerugian materi, satu warga dilaporkan tewas setelah terseret arus deras.
Bencana ini menambah daftar panjang wilayah-wilayah rawan banjir di Indonesia yang terus menghadapi tantangan perubahan iklim dan buruknya tata kelola lingkungan.
Kronologi Banjir: Hujan Deras Picu Luapan Sungai
Banjir terjadi setelah hujan intens mengguyur Tasikmalaya pada malam hari, menyebabkan sejumlah sungai meluap dan merendam pemukiman warga. Dalam hitungan jam, air naik dengan cepat dan memasuki rumah-rumah di berbagai kecamatan seperti Cipatujah, Karangnunggal, dan Cikalong.
Warga yang panik segera mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Namun, tidak semua sempat menyelamatkan diri. Seorang warga ditemukan tewas terbawa arus ketika mencoba menyelamatkan barang berharga.
Dampak yang Ditimbulkan: Ribuan Terdampak dan Kerugian Material
Data sementara dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tasikmalaya mencatat:
- 1.011 rumah warga terendam,
- Puluhan hektare lahan pertanian rusak,
- Ratusan warga mengungsi ke tempat aman,
- Beberapa akses jalan dan jembatan mengalami kerusakan.
Selain itu, listrik di beberapa kawasan sempat dipadamkan untuk menghindari bahaya korsleting. Sekolah dan tempat ibadah juga ikut terdampak banjir, memaksa aktivitas masyarakat lumpuh sementara.
Tindakan Pemerintah dan Relawan: Evakuasi Hingga Dapur Umum
Pemerintah setempat bersama BPBD, TNI, Polri, dan relawan telah bergerak cepat untuk mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan darurat. Tenda pengungsian dan dapur umum telah didirikan di beberapa titik.
Petugas kesehatan pun diterjunkan untuk mengantisipasi penyebaran penyakit akibat banjir seperti diare, penyakit kulit, dan ISPA. Hingga saat ini, tim SAR masih terus menyisir lokasi terdampak untuk memastikan tidak ada korban yang terlewat.
Penyebab dan Tantangan: Kombinasi Alam dan Manusia
Banjir di Tasikmalaya ini bukan hanya akibat hujan deras, tetapi juga karena buruknya sistem drainase, minimnya ruang terbuka hijau, serta meningkatnya alih fungsi lahan. Selain itu, masih banyak warga yang membangun rumah di daerah rawan banjir tanpa memperhatikan aspek keselamatan.
Para ahli menyarankan agar pemerintah dan masyarakat bersama-sama memperbaiki manajemen risiko bencana, termasuk menata ulang aliran sungai dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan.
Kesimpulan: Perlu Tindakan Nyata, Bukan Sekadar Respon Darurat
Musibah banjir di Tasikmalaya menjadi peringatan serius bahwa perubahan iklim dan ketidaksiapan infrastruktur bisa berakibat fatal. Ribuan warga terdampak dan satu nyawa melayang menjadi bukti bahwa penanganan banjir tidak bisa ditunda lagi.