Pasar saham sektor agribisnis kembali menjadi sorotan setelah pemerintah mulai menggulirkan Program Mitigasi Biaya Gejolak (MBG). Program ini diyakini akan mendorong stabilitas harga pakan dan bibit ayam, yang selama ini menjadi tantangan utama bagi industri perunggasan. Tak heran, dua emiten unggas besar, yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), langsung mencuri perhatian investor.
MBG: Program Penstabil Biaya Produksi Ternak
Sebagai respons terhadap fluktuasi harga pakan ternak global dan tekanan inflasi, pemerintah resmi meluncurkan Program Mitigasi Biaya Gejolak (MBG). Program ini bertujuan untuk meringankan biaya operasional peternak unggas melalui subsidi harga pakan dan dukungan distribusi bahan baku yang lebih efisien.
Dengan adanya MBG, pelaku industri—terutama produsen besar seperti JPFA dan CPIN—diuntungkan karena dapat menjaga margin keuntungan mereka tetap sehat meskipun harga jual ayam atau pakan tidak selalu stabil di pasar.
JPFA dan CPIN: Siap Manfaatkan Angin Segar
JPFA sebagai salah satu pemain terbesar di bidang pakan ternak dan peternakan terpadu, diprediksi akan meraih keuntungan signifikan dari program ini. Harga saham JPFA sendiri sempat mengalami penguatan sejak kabar MBG diumumkan. Dengan beban produksi yang lebih ringan, JPFA berpeluang meningkatkan volume produksi serta efisiensi rantai pasok.
Sementara itu, CPIN yang dikenal dengan jaringan distribusi ayam potong terluas di Indonesia, juga memiliki potensi besar untuk meraup untung. Dukungan MBG memungkinkan CPIN menstabilkan harga jual di pasar tanpa mengorbankan profitabilitas.
Peluang Jangka Pendek dan Panjang
Dalam jangka pendek, MBG dapat memicu sentimen positif di bursa saham terhadap emiten sektor unggas. Investor cenderung memburu saham-saham yang berpotensi naik akibat stimulus atau insentif pemerintah. Kinerja keuangan kuartal berikutnya dari JPFA dan CPIN pun diperkirakan akan mencerminkan dampak positif dari MBG.
Sementara itu, dalam jangka panjang, keberlanjutan program ini bisa memberikan efek struktural yang lebih stabil bagi industri unggas nasional. Harga pakan yang lebih terkendali akan memberi ruang bagi kedua emiten untuk melakukan ekspansi bisnis, inovasi produk, dan peningkatan efisiensi operasional.
Risiko Tetap Perlu Diwaspadai
Meski MBG membawa angin segar, tetap ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan investor. Pertama, ketergantungan pada impor bahan baku pakan seperti jagung dan kedelai masih tinggi. Kedua, jika implementasi MBG tidak tepat sasaran, maka dampaknya terhadap emiten bisa lebih terbatas. Oleh karena itu, pemantauan terhadap kebijakan lanjutan dan realisasi program di lapangan sangat krusial.
Kesimpulan: MBG Bisa Jadi Booster Cuan untuk JPFA dan CPIN
Program MBG hadir di waktu yang tepat ketika tekanan biaya produksi sedang tinggi. JPFA dan CPIN sebagai dua emiten unggas terbesar di BEI memiliki posisi strategis untuk mengoptimalkan peluang cuan dari kebijakan ini. Dukungan pemerintah terhadap sektor pangan diharapkan terus berlanjut demi ketahanan pangan nasional dan stabilitas industri agribisnis.
Bagi investor yang ingin masuk ke sektor ini, saatnya untuk mencermati laporan keuangan terbaru, proyeksi industri, dan realisasi program MBG ke depan.