Pembangunan fisik menjadi indikator penting dalam kemajuan suatu daerah. Namun, hingga triwulan pertama tahun 2024, realisasi pembangunan fisik di Kota Batam masih tergolong rendah. Kondisi ini memunculkan berbagai spekulasi di tengah masyarakat. Untuk menjawab pertanyaan publik, Wali Kota Batam akhirnya angkat bicara dan mengungkap alasan di balik capaian tersebut.
Angka Rendah yang Jadi Sorotan
Berdasarkan data pemerintah kota, realisasi pembangunan fisik hingga akhir Maret 2024 baru menyentuh angka di bawah 25 persen. Angka ini tentu jauh dari target ideal untuk kuartal pertama. Sejumlah proyek infrastruktur, seperti pembangunan jalan lingkungan, drainase, hingga gedung pelayanan publik, belum menunjukkan progres signifikan.
Namun, alih-alih menyalahkan pihak pelaksana, Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, menjelaskan bahwa kondisi ini bukan tanpa sebab.
Wali Kota Batam Beberkan Kendala Utama
Dalam keterangannya kepada media, Wali Kota Rudi menyebut bahwa proses administrasi dan tahapan perencanaan menjadi penyebab utama lambatnya realisasi. Menurutnya, banyak proyek besar memerlukan waktu lebih dalam tahap persiapan, termasuk lelang dan penyesuaian dokumen teknis.
“Memang di awal tahun selalu seperti ini. Realisasi fisik rendah karena kegiatan fisik baru dimulai setelah administrasi tuntas. Kita tidak bisa memulai sebelum proses itu selesai,” jelas Rudi.
Selain itu, adanya perubahan regulasi pengadaan barang dan jasa juga turut memperlambat pelaksanaan di lapangan. Beberapa kontraktor harus melakukan penyesuaian terhadap aturan terbaru sebelum bisa memulai pekerjaan.
Rencana Akselerasi di Kuartal Kedua
Meskipun realisasi saat ini masih rendah, Pemerintah Kota Batam optimis capaian akan meningkat signifikan pada kuartal kedua dan ketiga. Rudi menegaskan bahwa seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) telah diminta mempercepat proses pelelangan dan memprioritaskan proyek strategis.
Pemerintah juga menjadwalkan evaluasi rutin untuk memastikan progres berjalan sesuai rencana. Dengan demikian, hambatan administratif bisa segera diatasi, dan pelaksanaan fisik dapat dimulai tanpa keterlambatan lebih lanjut.
“Kita pastikan bahwa mulai Mei hingga Juli akan terjadi lonjakan realisasi. Semua OPD sudah siap menjalankan kegiatan fisik,” ujar Rudi dengan optimis.
Transparansi Jadi Kunci
Di tengah kondisi ini, Wali Kota Batam menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas. Masyarakat diminta untuk terus mengawasi dan memberikan masukan atas setiap pelaksanaan proyek. Pemerintah berkomitmen untuk menyampaikan perkembangan secara terbuka, baik melalui media massa maupun kanal informasi resmi pemerintah.
Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik serta memastikan bahwa setiap anggaran digunakan dengan efektif dan efisien.
Kesimpulan: Lambat di Awal, Ngebut di Tengah
Realisasi pembangunan fisik yang rendah di awal tahun memang menjadi tantangan. Namun, dengan penjelasan terbuka dari Wali Kota Batam, publik kini memahami bahwa proses administrasi dan regulasi menjadi faktor utama. Dengan strategi percepatan yang dirancang matang, diharapkan realisasi fisik akan meningkat tajam pada pertengahan tahun.