Anggota DPR RI, Masinton Pasaribu, baru-baru ini mengungkapkan bahwa Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memberi perhatian serius terhadap pengelolaan Geopark Kaldera Toba. Menurut Masinton, Megawati tidak hanya menyoroti potensi wisata Danau Toba semata, tetapi juga menekankan pentingnya menjaga kelestarian alam, budaya, dan kehidupan masyarakat sekitar kawasan geopark.

Geopark Kaldera Toba: Warisan Dunia yang Perlu Dijaga

Sebagai informasi, Geopark Kaldera Toba telah diakui sebagai bagian dari jaringan UNESCO Global Geopark sejak tahun 2020. Kawasan ini mencakup tujuh kabupaten di Sumatera Utara dan menyimpan sejarah geologi yang luar biasa, termasuk bekas letusan supervolcano yang membentuk Danau Toba.

Tak hanya itu, kawasan ini juga kaya akan keanekaragaman hayati, budaya Batak yang unik, serta potensi wisata alam kelas dunia.

Arahan Megawati: Fokus pada Ekologi dan Pemberdayaan Masyarakat

Masinton menyebut bahwa Megawati menegaskan pentingnya pengelolaan berlandaskan keseimbangan ekologi, bukan sekadar eksploitasi destinasi wisata. Ia juga menekankan perlunya melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam pengembangan kawasan geopark.

“Ibu Mega selalu mengingatkan agar tidak ada perusakan lingkungan. Pengembangan harus berpihak pada masyarakat lokal, bukan malah menggusur atau meminggirkan mereka,” ujar Masinton.

Dengan pendekatan ini, pengembangan Geopark Kaldera Toba diharapkan dapat menciptakan keberlanjutan lingkungan, sosial, dan ekonomi secara bersamaan.

Langkah Nyata Diperlukan Pemerintah Daerah

Masinton juga mendorong agar pemerintah daerah tidak hanya menjadikan arahan ini sebagai wacana, melainkan mulai menyusun rencana induk pengelolaan kawasan yang konkret. Ia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam menjaga kualitas kawasan geopark.

Kesimpulan: Kaldera Toba Perlu Dikelola dengan Hati dan Ilmu

Arahan Megawati yang diungkapkan oleh Masinton Pasaribu adalah sinyal kuat bahwa Geopark Kaldera Toba tidak boleh dikelola secara sembarangan. Kawasan ini merupakan aset nasional dan dunia yang perlu dijaga secara serius. Pendekatan ekologis, sosial, dan budaya harus menjadi dasar dalam setiap langkah pembangunan dan pengelolaan.

Similar Posts