society.co.id – Formasi 3-4-3 yang akhir-akhir ini mulai diuji oleh AC Milan menarik perhatian para pengamat sepak bola, khususnya menjelang akhir musim 2024/2025. Strategi ini memang memberikan variasi taktik dan fleksibilitas di lini serang, namun belum mampu menjawab seluruh permasalahan yang tengah dihadapi Rossoneri. Banyak pihak, termasuk mantan pemain dan analis, menilai bahwa pendekatan ini masih jauh dari kata ideal jika ingin dipertahankan untuk musim depan.

Uji Coba Formasi dan Hasil yang Tidak Konsisten

Stefano Pioli, pelatih kepala AC Milan, telah beberapa kali menurunkan skuatnya dengan pola 3-4-3 dalam beberapa pertandingan terakhir Serie A. Tujuan dari eksperimen ini tampaknya untuk meningkatkan dominasi di lini tengah dan memperluas opsi serangan dari kedua sayap. Namun, hasil yang didapat belum terlalu menggembirakan.

Milan masih kesulitan menjaga konsistensi permainan, terutama saat menghadapi tim-tim besar dengan lini tengah kuat. Dalam beberapa laga, formasi ini membuat Milan tampak terlalu terbuka di lini belakang, memberi celah bagi lawan untuk melakukan serangan balik cepat. Selain itu, belum semua pemain tampak nyaman dengan sistem ini, terutama para bek yang terbiasa bermain dalam skema empat pemain belakang.

Masalah Adaptasi Pemain

Salah satu tantangan terbesar dalam menerapkan formasi 3-4-3 adalah adaptasi para pemain. Beberapa bek tengah seperti Fikayo Tomori dan Malick Thiaw terlihat kesulitan saat bermain dalam sistem tiga bek, terutama dalam hal menjaga kedalaman dan koordinasi antar lini. Sementara itu, peran wingback yang krusial dalam formasi ini belum sepenuhnya terisi oleh pemain yang sesuai secara natural.

Theo Hernandez, yang selama ini sangat efektif sebagai bek kiri dalam formasi 4-2-3-1 atau 4-3-3, harus menyesuaikan diri dalam peran yang menuntut keseimbangan antara menyerang dan bertahan. Hal serupa juga terjadi di sisi kanan, di mana rotasi antara Davide Calabria dan Alessandro Florenzi belum memberikan dampak signifikan.

Perlu Penguatan Skuat untuk Formasi Ini

Untuk bisa mengoptimalkan formasi 3-4-3, AC Milan memerlukan pemain-pemain dengan karakteristik khusus, terutama di posisi wingback dan gelandang tengah. Wingback yang ideal harus memiliki stamina tinggi, kecepatan, kemampuan crossing yang mumpuni, serta kesadaran defensif yang baik. Sementara itu, dua gelandang di tengah harus bisa menyeimbangkan transisi antara menyerang dan bertahan secara cepat.

Jika Milan serius ingin mengusung 3-4-3 sebagai formasi utama musim depan, maka pasar transfer musim panas harus dimanfaatkan secara maksimal. Klub perlu mendatangkan pemain yang benar-benar cocok dengan sistem ini, bukan hanya memodifikasi pemain yang sudah ada.

Evaluasi Menuju Musim Depan

Formasi 3-4-3 sejauh ini bisa menjadi salah satu opsi dalam situasi tertentu, terutama saat Milan membutuhkan variasi strategi atau mengejar kemenangan dalam kondisi tertinggal. Namun, menjadikannya sebagai andalan untuk musim 2025/2026 masih perlu dipertimbangkan dengan sangat matang.

Stabilitas tim, kedalaman skuad, dan pemahaman taktik pemain menjadi kunci keberhasilan dalam menerapkan skema ini secara konsisten. Tanpa pembenahan di berbagai sektor, strategi ini justru bisa menjadi bumerang.

Kesimpulan

AC Milan sedang dalam fase transisi untuk menemukan strategi terbaik demi bersaing di level tertinggi, baik di Serie A maupun kompetisi Eropa. Formasi 3-4-3 menawarkan potensi, tetapi belum menjawab semua kebutuhan taktis dan teknis klub. Jika ingin menjadikannya senjata utama, pembenahan mendalam di lini belakang dan tengah wajib dilakukan. Untuk saat ini, formasi ini masih lebih cocok digunakan sebagai alternatif daripada pilihan utama.

Similar Posts