Insiden keracunan makanan yang menimpa puluhan siswa sekolah dasar di Sukoharjo, Jawa Tengah, baru-baru ini memicu keprihatinan publik. Dugaan kuat mengarah pada kontaminasi bakteri Escherichia coli (E. coli) dalam menu program Makan Bergizi Gratis (MBG). Meski belum ada hasil uji laboratorium final, indikasi awal menunjukkan adanya kelalaian dalam proses pengolahan makanan. Lalu, bagaimana sebenarnya kejadian ini bisa terjadi?
📌 Kronologi Kejadian Keracunan Massal
Peristiwa bermula saat siswa-siswa di SD Negeri Dukuh 03 menyantap makanan dari program MBG. Menu hari itu terdiri dari nasi putih, ayam tepung, sayur wortel-tahu, buah naga, dan susu. Tak lama setelah makan siang, puluhan siswa mengalami gejala mual, muntah, hingga pusing. Sebagian besar langsung dirujuk ke puskesmas setempat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Menurut keterangan pihak sekolah, aroma ayam pada menu hari itu tercium kurang sedap. Namun, makanan tetap dibagikan karena dianggap masih layak. Di sinilah titik awal kecurigaan terhadap kualitas bahan makanan dan prosedur higienisnya muncul.
🔬 E. coli: Si Kecil yang Mematikan
E. coli adalah bakteri yang hidup di usus manusia dan hewan. Sebagian besar jenisnya tidak berbahaya, namun ada beberapa strain yang dapat menyebabkan keracunan makanan serius. Bakteri ini biasanya menyebar lewat makanan yang tidak dimasak dengan sempurna, air yang terkontaminasi, atau alat makan yang tidak steril.
Dalam konteks insiden MBG, ayam goreng yang tercium bau basi kemungkinan telah terpapar bakteri E. coli karena proses penyimpanan dan pengolahan yang tidak memenuhi standar.
🏥 Penanganan Cepat dari Pihak Sekolah dan Dinas
Begitu gejala mulai muncul, guru dan staf sekolah sigap membawa para siswa ke fasilitas kesehatan terdekat. Puskesmas Sukoharjo Kota segera memberi penanganan dan melakukan pencatatan kasus. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Namun, kejadian tersebut menjadi pelajaran besar mengenai pentingnya pengawasan terhadap distribusi makanan sekolah.
Pihak Jasa Boga penyedia makanan juga telah dipanggil untuk memberikan klarifikasi. Sementara itu, sisa makanan langsung diamankan untuk keperluan uji laboratorium.
🧾 Evaluasi Program MBG Jadi Prioritas
Setelah kejadian ini, Dinas Kesehatan setempat bersama Badan Gizi Nasional akan mengevaluasi menyeluruh terhadap standar keamanan pangan dalam program MBG. Salah satu langkah cepat yang diambil adalah mengganti sementara menu ayam dengan telur rebus atau makanan non-protein hewani lainnya yang lebih aman dalam proses penyajiannya.
Langkah ini dinilai penting untuk menghindari kasus serupa di masa mendatang, apalagi program MBG menyasar anak-anak yang notabene memiliki daya tahan tubuh lebih rentan.
✅ Penutup: Kesehatan Anak, Prioritas Bersama
Kejadian keracunan massal akibat dugaan E. coli ini mempertegas bahwa keamanan makanan bukan sekadar soal rasa, tapi juga nyawa. Pemerintah, penyedia katering, dan pihak sekolah harus meningkatkan sinergi demi menjamin makanan yang aman dan bergizi.
Dengan langkah preventif dan evaluasi menyeluruh, program MBG diharapkan bisa kembali berjalan optimal tanpa mengorbankan kesehatan para siswa.