Banjir Bandang di Dompu NTB: Puluhan Rumah Rusak, Warga Terpaksa Mengungsi
www.society.co.id – Banjir bandang melanda Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada awal pekan ini, menyebabkan kerusakan parah di sejumlah wilayah. Peristiwa ini terjadi setelah hujan deras mengguyur daerah tersebut selama berjam-jam, mengakibatkan luapan sungai yang menghancurkan rumah dan fasilitas umum. Puluhan keluarga terpaksa mengungsi untuk menyelamatkan diri.
Dampak Banjir Bandang
Menurut laporan terbaru, banjir telah merusak lebih dari 50 rumah di beberapa desa, termasuk Desa Manggelewa dan Desa Woja. Selain itu, beberapa jalan utama di wilayah tersebut tidak dapat dilalui karena tertutup lumpur dan puing-puing.
Seorang warga setempat, Amirudin, mengungkapkan, “Air datang sangat cepat, kami tidak sempat menyelamatkan barang-barang. Hanya bisa membawa keluarga keluar untuk mencari tempat aman.”
Kerusakan tidak hanya terjadi pada rumah penduduk, tetapi juga pada fasilitas umum seperti sekolah, masjid, dan saluran irigasi. Pemerintah Kabupaten Dompu menyatakan sedang melakukan pendataan kerusakan secara menyeluruh untuk segera menyalurkan bantuan.
Langkah Cepat Pemerintah
Pemerintah daerah bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Dompu telah bergerak cepat dengan mendirikan posko darurat di beberapa lokasi. Posko ini menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, air bersih, dan tempat penampungan sementara bagi warga terdampak. Tim SAR juga dikerahkan untuk membantu proses evakuasi dan pencarian warga yang hilang.
Kepala BPBD Dompu, Ahmad Fikri, menjelaskan, “Kami berupaya semaksimal mungkin untuk menangani situasi ini. Fokus kami saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan memenuhi kebutuhan dasar mereka.”
Penyebab Banjir dan Pentingnya Mitigasi
Banjir bandang ini diduga dipicu oleh kombinasi curah hujan tinggi dan kerusakan lingkungan di kawasan hulu. Penebangan hutan secara ilegal serta alih fungsi lahan menjadi salah satu faktor utama yang memperparah dampak bencana.
Ahli lingkungan dari Universitas Mataram, Dr. Rina Setiawati, menyatakan, “Kerusakan ekosistem di wilayah hulu memengaruhi kapasitas tanah untuk menyerap air hujan. Ketika hujan deras terjadi, air langsung mengalir ke dataran rendah dengan volume besar, menyebabkan banjir bandang.”
Langkah mitigasi jangka panjang, seperti reboisasi dan pengelolaan tata ruang yang berkelanjutan, sangat diperlukan untuk mengurangi risiko bencana serupa di masa depan. Pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Kisah Korban Banjir
Bagi warga yang terdampak, banjir ini bukan sekadar bencana fisik tetapi juga emosional. Salah satu korban, Fatimah, yang kehilangan rumahnya, menceritakan bagaimana ia dan keluarganya harus bertahan di posko pengungsian. “Kami tidak tahu kapan bisa kembali ke rumah. Semua hancur. Kami hanya berharap ada bantuan untuk memulai kembali,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.
Banyak anak-anak di pengungsian juga mengalami trauma akibat bencana ini. Relawan dari berbagai organisasi sosial telah mulai memberikan bantuan psikososial untuk membantu mereka pulih dari pengalaman buruk ini.
Dukungan dan Bantuan untuk Korban
Banjir bandang di Dompu menarik perhatian berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, organisasi non-pemerintah (NGO), dan masyarakat umum. Bantuan berupa makanan, pakaian, dan dana terus berdatangan. Menteri Sosial RI telah mengunjungi lokasi untuk memantau langsung situasi dan memastikan bantuan tersalurkan dengan baik.
Bagi masyarakat yang ingin membantu, posko-posko pengumpulan donasi telah didirikan di berbagai kota. Bantuan berupa barang maupun uang sangat dibutuhkan untuk meringankan beban para korban.
Pentingnya Kesiapsiagaan Bencana
Bencana seperti ini mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan bencana. Masyarakat di daerah rawan banjir perlu dibekali pengetahuan tentang langkah-langkah darurat, seperti cara evakuasi yang benar dan pentingnya menyimpan dokumen penting di tempat aman.
Pemerintah juga harus meningkatkan infrastruktur pengendalian banjir, seperti pembangunan tanggul dan kanal drainase. Selain itu, sistem peringatan dini harus dioptimalkan agar masyarakat memiliki waktu yang cukup untuk mengantisipasi bencana.
Penutup
Banjir bandang di Dompu, NTB, adalah tragedi yang menyisakan luka mendalam bagi para korban. Namun, dengan dukungan semua pihak, diharapkan para korban dapat segera bangkit dan memulai kembali kehidupan mereka.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga lingkungan dan meningkatkan kesiapsiagaan agar bencana serupa dapat diminimalkan di masa mendatang. Mari bersama-sama membantu meringankan beban mereka yang terdampak dan berkontribusi dalam upaya pemulihan pascabencana.