Dalam langkah ambisius untuk menguasai pasar internet global, Amazon resmi meluncurkan 27 satelit internet ke orbit bumi, sebagai bagian dari proyek raksasa mereka yang dinamakan Project Kuiper. Langkah ini secara langsung menantang dominasi Starlink milik SpaceX, yang selama ini memimpin dalam penyediaan internet berbasis satelit di berbagai penjuru dunia.
Peluncuran Bersejarah: Amazon Masuk Langsung ke Langit
Peluncuran satelit tersebut dilakukan pada bulan April 2025 dari Cape Canaveral, Florida, menggunakan roket Atlas V yang dikembangkan oleh United Launch Alliance (ULA). Misi ini sekaligus menjadi tahap penting dalam realisasi visi Amazon untuk menyediakan internet cepat dan terjangkau ke pelosok dunia.
Menurut laporan resmi dari Amazon, 27 satelit yang berhasil mengorbit ini merupakan bagian dari fase awal proyek Kuiper yang pada akhirnya akan mencakup lebih dari 3.200 satelit. Proyek ini bertujuan untuk menjangkau daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau oleh infrastruktur internet konvensional.
Project Kuiper vs Starlink: Persaingan Semakin Panas
Dengan peluncuran ini, Amazon secara terbuka menunjukkan keseriusannya dalam bersaing dengan Starlink, layanan internet satelit milik Elon Musk. Saat ini, Starlink sudah memiliki lebih dari 5.000 satelit yang aktif dan melayani jutaan pengguna global.
Namun, Amazon tidak main-main. Mereka berinvestasi lebih dari $10 miliar dalam Project Kuiper, dengan janji menghadirkan koneksi internet berkecepatan tinggi dan latensi rendah. Selain itu, Amazon mengklaim bahwa terminal pengguna mereka akan lebih murah dan lebih mudah diakses dibandingkan dengan Starlink.
Manfaat dan Potensi Pasar yang Besar
Langkah Amazon ini tentu membuka peluang besar, terutama di negara-negara berkembang dan wilayah pedesaan yang belum tersentuh jaringan fiber optik. Dengan teknologi satelit orbit rendah (LEO), pengguna di daerah terpencil bisa mendapatkan koneksi internet layaknya di kota besar.
Selain itu, Amazon berencana untuk mengintegrasikan layanan internet satelit ini dengan ekosistem mereka, termasuk layanan cloud AWS, e-commerce, dan perangkat IoT, menjadikan mereka pemain tangguh dalam era konektivitas global.
Tantangan yang Menanti di Langit
Meski menjanjikan, Amazon harus menghadapi sejumlah tantangan teknis dan regulasi. Salah satu isu besar adalah kemacetan orbit dan risiko tabrakan satelit. Organisasi luar angkasa global telah menyerukan perlunya pengelolaan orbit yang lebih ketat agar tidak terjadi kekacauan di angkasa luar.
Tak hanya itu, Starlink sudah jauh lebih dulu masuk ke pasar dan memiliki keunggulan waktu serta pengalaman, yang berarti Amazon harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketertinggalan.
Kesimpulan: Langkah Berani Amazon untuk Masa Depan Digital
Peluncuran 27 satelit internet oleh Amazon menjadi sinyal kuat bahwa persaingan layanan internet satelit semakin ketat dan inovatif. Dengan mengandalkan teknologi dan dana besar, Amazon siap menantang dominasi Starlink dan membawa internet ke miliaran orang di seluruh dunia.
Kini, persaingan bukan lagi hanya di darat, tapi juga di langit—dan pengguna internet global yang akan merasakan manfaatnya.